KEPERCAYAAN YANG HILANG & JANGAN SAMPAI SALAH JALAN

Edisi : Minggu, 02 Agustus 2015

KEPERCAYAAN YANG HILANG

Bacaan Alkitab : Kejadian 42:29-38

Dan Yakub, ayah mereka, berkata kepadanya: “Kamu membuat aku kehilangan anak-anakku: Yusuf tidak ada lagi, dan Simeon tidak ada lagi, sekarang Benyamin pun hendak kamu bawa juga. Aku inilah yang menanggung segala-galanya itu!” (Kejadian 42:36)

Pengalaman buruk masa lalu, apakah pernah menipu atau ditipu, sering kali menyebabkan kita tidak gampang percaya kepada orang lain. Kita diliputi rasa curiga, apakah orang itu jujur atau tidak. Bayang-bayang masa lalu itu juga dapat mengalangi kita melihat karya agung Allah bagi dunia ini. Pengalaman hidup Yakub mengingatkan kita bahwa di balik segala kesulitan dan kegagalan, ada Allah yang merancang keselamatan yang agung.

Kebohongan Yakub pada masa lalu menjadi duri dalam daging bagi dirinya. Yakub sulit percaya, bahkan kepada anaknya sendiri. Pengalaman menipu banyak orang membuat dirinya dicekam ketakutan kalau-kalau ia sedang dibohongi. Apalagi ketika ia melihat uang, yang seharusnya dipakai untuk membeli gandum, ternyata masih ada. Mungkin Yakub mencurigai anak-anaknya itu telah menjual Simeon di Mesir. Yakub tidak dapat diyakinkan, bahkan ketika Ruben berniat membawa Benyamin untuk membebaskan Simeon. Betapa hebat penderitaan batin dan rasa takut kehilangan anak dalam diri Yakub sehingga ia tidak dapat melihat bahwa di balik semua itu, ada Allah yang sedang merancang keselamatan bagi keturunannya.

Adakah kita tertindih oleh beban kesedihan dan penyesalan seperti Yakub? Ataukah kita seperti saudara-saudara Yusuf yang harus menerima konsekuensi kesalahan masa lalu? Ingatlah bahwa Allah telah merancang karya keselamatan yang indah melalui kasih karunia-Nya bagi kita dalam Kristus. Percayalah kepada-Nya dan terimalah keselamatan kita.

RANCANGAN ALLAH INDAH PADA WAKTUNYA, NANTIKANLAH!

sumber: https://gbimutiara.wordpress.com/2015/07/30/renungan-sore-30072015

JANGAN SAMPAI SALAH JALAN

Bacaan Alkitab :  Amsal 3:1-7

“Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.”  Amsal 3:6

Ketika berpergian ke suatu tempat, yang pertama-tama kita perhatikan adalah jalan atau arah ke mana kaki kita harus melangkah.  Tanpa adanya jalan, kita tidak akan pernah bisa mencapai tempat yang hendak kita tuju tersebut.  Kalau salah atau keliru akan berakibat sangat fatal:  jangankan mengantarkan kita kepada tujuan, sebaliknya kita malah akan tersesat.  “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.”  (Amsal 14:12).  Jadi untuk mencapai suatu tujuan kita memerlukan jalan yang benar, selain itu kita juga membutuhkan panduan atau arahan agar kita tidak salah langkah.

Adapun jalan kehidupan yang benar itu adalah Tuhan Yesus,  “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”  (Yohanes 14:6).  Langkah utama yang harus kita lakukan adalah percaya kepada Tuhan dan mempercayakan hidup ini kepada-Nya.  “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.”  (Amsal 3:5), karena apa yang kita percayai akan menentukan bagaimana seluruh hidup kita.  Banyak orang lebih percaya dan mempercayakan hidupnya kepada kekayaan dan cenderung mengandalkan kekuatannya sendiri.  Mereka berpikir bahwa kekayaan adalah segala-galanya dalam hidup ini.  Ada tertulis,  “Siapa mempercayakan diri kepada kekayaannya akan jatuh; tetapi orang benar akan tumbuh seperti daun muda.”  (Amsal 11:28).  Kekayaan bisa lenyap dalam sekejap,  “…karena tiba-tiba ia bersayap, lalu terbang ke angkasa seperti rajawali.”  (Amsal 23:5).  Siapakah kita ini?  Manusia itu  “…tidak lebih dari pada embusan nafas, dan sebagai apakah ia dapat dianggap?”  (Yesaya 2:22).  Tetapi bila kita percaya kepada Tuhan Yesus, keberadaan kita akan seperti batu karang yang tidak mudah digoyahkan oleh gelombang dan badai kehidupan.

Mempercayakan hidup kepada Tuhan berarti tunduk sepenuhnya kepada kehendak Tuhan.  Ini berbicara tentang ketaatan!  “…takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan;”  (ayat 7).  Percayalah bahwa apa pun yang Tuhan rancang bagi kita adalah untuk kebaikan kita dan pasti baik adanya.

 “Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya TUHAN, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu;”  Mazmur 86:11

sumber: https://gbimutiara.wordpress.com/2015/07/31/renungan-pagi-31072015

Posted on 02/08/2015, in Warta. Bookmark the permalink. Leave a comment.

Leave a comment